Melalui tahapan ini, mereka berharap produk berikutnya bisa berbeda, lebih baik, dan tentunya menjadi lebih menarik.
Bagi pengusaha kecil ataupun mereka yang baru akan memulai usaha, riset dan pengembangan seperti itu merupakan sebuah kemewahan yang rasanya tidak mungkin untuk bisa dilakukan.
Tapi jangan khawatir, karena pengusaha kecilpun bisa melakukan riset dan pengembangan produk melalui tiga langkah mudah.
Apa sajakah?

1. Observasi
Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan observasi. Melihat-lihat apa yang sudah dilakukan para pelaku usaha lain. Bagaimana interaksi mereka dengan para konsumen, sekaligus melihat reaksi konsumen terhadap produk yang ditawarkan para pelaku usaha tadi.
Posisikan diri kita sebagai konsumen dan pikirkanlah keunikan dan manfaat apa yang bisa konsumen dapatkan dari produk-produk yang kita sedang amati.
Misalnya, saya pernah memperhatikan produsen tatakan laptop yang di bawahnya ada bantalnya. Menurut saya ini menarik. Karena sebagai pengguna laptop, produk ini bisa mengatasi ketidaknyamanan saya ketika memakai laptop tanpa meja atau ketika berada di atas tempat tidur.
Dari kacamata konsumen, tatakan laptop seperti itu bermanfaat karena bisa menyelesaikan masalah dan juga unik karena sebelumnya saya belum pernah melihatnya.
Dari kacamata pengusaha, produk tersebut merupakan penggabungan dua ide sederhana, kayu yang sudah dicat dan bantal kecil. Dengan dua ide tersebut, sang pengusahapun sudah bisa menghadirkan inovasi baru.
Observasi pasar memungkinkan kita untuk mendapat ide-ide baru untuk nantinya dikembangkan atau diintegrasikan dengan produk kita sendiri. Kalau produk sejenis belum ada, maka ide tersebut bisa dimanfaatkan untuk memproduksi produk yang berbeda dari yang lainnya.
2. Meniru
Setelah kita melakukan observasi pasar dan mendapatkan ide dari pengamatan kita, maka langkah selanjutnya adalah meniru ide tersebut.
Meniru dalam hal ini bukanlah menduplikasi produk sehingga persis sama. Tapi sebatas jenis produknya saja. Baik untuk dijual sebagai produk tersendiri atau sebagai produk yang diintegrasikan dalam produk yang sudah kita miliki.
Misalnya, setelah melihat tatakan laptop yang ada bantalnya tadi, kita bisa ikut bermain dalam bisnis tatakan laptop. Atau untuk dintegrasikan dalam produk furniture kita.
Hal ini sebenarnya diterapkan juga oleh Jepang pada awal kebangkitan industrinya. Mereka meniru berbagai hal dari AS, seperti misalnya cara membuat mobil sehingga berkembang sampai seperti sekarang. Pada saat ini, China merupakan negara yang menerapkan teknik yang sama.
3. Modifikasi
Langkah selanjutnya adalah memodifikasi ide yang sudah ada.
Misalnya lagi dari tatakan laptop. Kompetitor kita membuat laptop beralaskan bantal, maka dengan sedikit modifikasi kita bisa membuat tatakan laptop yang sudah ada lampu baca dan kipas pendinginnya di bagian bawah. Sehingga konsumen bisa tetap menggunakan laptop dengan nyaman saat malam hari dan laptopnya tetap dingin.
Atau misalnya kita mengamati bagaimana membuat gado-gado yang enak. Setelah tahu caranya, kita tambahkan buah-buahan seperti jambu, mangga, apel, dan sebagainya dalam campuran gado-gado. Nah, jadilah Dojak. Gado-gado rujak. Toh bumbunya serupa, tidak ada salahnya untuk menggabungkan keduanya kan? ๐
Sebuah inovasi tidak melulu memerlukan dana besar dan riset yang mendalam. Inovasi bisa dilakukan hanya dengan menggabungkan ide-ide yang sudah ada untuk menjadi sebuah ide baru. Dan dari ide baru inilah produk inovasi kita terlahir.
Setelah produk baru terlahir, maka langkah selanjutnya bagi kita adalah pengujian produk, membidik pasar yang tepat (segmentasi), penentuan harga, dan promosi.
* * *
Bagi pengusaha kecil, ketiga langkah di atas bisa dilakukan untuk menemukan produk-produk baru atau sebagai diversifikasi jajaran produk yang sudah ada,
Bagi mereka yang baru akan memulai usaha, teknik di atas bisa digunakan untuk menentukan jenis usaha yang akan ditekuni.
So, mari berinovasi! ๐