Air Ketuban Merembes Bahayakah

Image source: IbudanBalita.com

Cairan ketuban yang ada dalam selaput ketuban atau kantong kehamilan bisa diumpamakan seperti air yang ada di dalam balon. Dengan adanya cairan ketuban, bayi dapat bergerak bebas dalam kandungan dan dapat melindungi bayi dari trauma guncangan dari luar. Jika terdapat sobekan pada selaput ketuban, maka secara sepontan menyebabkan air ketuban merembes keluar. Kebocoran pada kantung ketuban dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi yang ada di dalam rahim. Hal itu juga menyebabkan bayi mudah terkena infeksi karena bakteri yang masuk dalam kantung ketuban.

width=300
Image source: IbudanBalita.com

Penyebab Air Ketuban Merembes

Terkadang sulit membedakan cairan yang keluar dari vagina, apakah itu rembesan urin atau cairan air ketuban merembes. Misalnya saja saat kandungan memasuki usia trimester ketiga, dinding rahim akan mendapat tekanan akibat dari pertumbuhan bayi yang semakin besar. Saat itu, ibu hamil akan mengalami keputihan yang biasa terjadi pada ibu hamil memasuki usia kehamilan tua, sehingga tak sedikit yang mengira itu adalah cairan rembesan ketuban. Disamping itu, seiring dengan semakin besarnya rahim, maka juga akan semakin menekan kantung kemih, sehingga tanpa disadari, urin akan merembes keluar dengan sendirinya. Karena itu tak heran jika banyak ibu hamil yang mengira urin tersebut adalah cairan ketuban.

Membedakan Air Ketuban Merembes atau Cairan Lainnya

Lalu bagaimana caranya untuk membedakan jenis-jenis cairan yang keluar dari vagina seperti urin, cairan ketuban, atau keputihan? ibu dapat melakukannya dengan mengamati dari warna cairan yang keluar pada pembalut yang bersih. Normalnya, air ketuban tidak akan berbau maupun berwarna. Jika ibu masih ragu melakukan pemeriksaan sendiri, ibu dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada dokter atau bidan. Pengamatan medis akan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dan tes keasaman pada cairan yang merembes. Tes tersebut dinamakan tes nitrazine yang dilakukan dengan menggunakan tes kertas laksmus. Jika cairan yang keluar adalah cairan rembesan ketuban, maka hasil tes keasaman menggunakan kertas lakmus tersebut akan menunjukan kertas menjadi berwarna biru.

Sedangkan jika cairan tersebut adalah urin, maka kertas lakmus tidak akan mengalami perubahan warna (tetap berwarna merah), yang artinya tidak bersifat asam. Pada beberapa kasus, cairan ketuban akan berwarna kuning kecoklatan ataupun hijau. Jika hal tesebut terjadi, segera lakukan tindakan medis. Beritahu kondisi ibu pada dokter agar dokter dapat segera mengidentifikasi dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Banyak tidaknya cairan yang keluar akibat sobekan pada selaput ketuban, tergantung pada besar tidaknya sobekan tersebut. semakin besar sobekannya, maka cairan yang keluar juga akan semakin deras. Jika air ketuban merembes terjadi saat kandungan sudah memasuki usia kehamilan tua, maka itu bisa menjadi tanda bahwa ibu akan segera melahirkan. Namun jika usia kandungan masih muda, cairan ketuban yang merembes dengan deras akan menyebabkan persalinan prematur. Biasanya dokter akan mengambil tindakan-tindakan tertentu untuk mengurangi resiko infeksi pada ibu dan bayi akibat sobekan selaput ketuban tersebut. Jika sobekan pada selaput ketuban kecil, maka ibu tidak perlu khawatir akan akan sembuh dengan sendirinya.

Demikian bunda informasi tentang apakah bahaya apabila air ketuban merembes pada masa kehamilan. Semoga menambah wawasan dan pengetahuan bunda semua.

Tags

Share this on:

Related Post