Eko Sulistyo Febrianto Jadi Jutawan Bermodalkan Uang Jajan

width=1024Mungkin bagi mahasiswa umumnya, uang saku Rp 70 ribu tak berarti apa-apa. Namun tidak bagi Eko Sulistyo Febrianto. Untuk mencapai jumlah itu, mahasiswa Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ), Wonosobo ini, harus puasa jajan lebih dari seminggu.  Siapa sangka, dengan modal sejumlah itu jugalah,  kini ia memiliki usaha Rent Car dengan  16  armada mobil. Seperti apakah cara cerdasnya?

Dunia kampus tak lepas dari aktivitas para mahasiswanya yang penuh warna. Selain kuliah dan belajar, kegiatan yang menyenangkan hasrat jiwa mudanya menjadi lebih dominan. Namun apalah jadinya, bila di saat mahasiswa umumnya tengah menikmati dunianya itu, Eko Sulistyo Febrianto justru tak tidur siang mau pun  malam, berpikir menemukan ide usaha yang cocok baginya.

Melawan arus gejolak dunianya, Eko yang hanya hidup dengan ibundanya, tergugah ingin keluar dari keterbatasan ekonomi keluarganya. Ia akhirnya menemukan ide membuat usaha rental mobil. “Sebab usaha itu bisa dijalankan sambil kuliah,” imbuh putra Lilik Sugiarti. Sebuah impian yang terasa menggelitik teman-temannya.

Sebab, jangankan bisa membeli mobil, uang jajan setiap hari saja sangat mepet di kantongnya. Mungkin ia harus menabung lebih dari ratusan tahun, baru bisa membeli sebuah mobil. Namun sayangnya, ia hanya kuat puasa jajan selama lebih dari seminggu untuk mendapatkan modal usaha. “Akhirnya dengan modal Rp 70 ribu hasil tabungan uang jajan, aku memulai sebuah usaha rental mobil,” kisah mahasiswa Semester V Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ), Wonosobo ini.

Sebagian orang terdekat yang mengetahui rencana usaha rental mobil itu menganggapnya gila. Namun, keinginannya tak terbendung lagi. Ia mencari akal, browsing di internet, mengikuti seminar motivasi dan sebagainya. “Dengan uang Rp 70 ribu itu, saya ke percetakan untuk mencetak kartu nama dan brosur usaha rental mobil saya,” kisahnya. Di atas kartu nama dan brosur tercetak nama usaha: RIZQY Rent Car. Tapi sayang, ia belum memiliki mobilnya.

Cara cerdasnya pun muncul. Mimpi besar usaha rental mobil itu menuntunnya menemukan cara yang tepat memiliki mobil. Tetapi bukan berarti, ia membeli mobil dengan Rp 70 ribu. “Saya rekrut mobil teman-teman saya untuk direntalkan. Bahkan, mobil orang tua teman hingga dosen juga saya rekrut,” ceritanya mengawali usaha rentalnya. Mobil yang direkrutnya berbagai merek. Sebut saja, Xenia, Avanza, APV, Luxio hingga pick up.

Kartu nama dan brosur mulai disebarnya. Promosi pun mulai berjalan. Bahkan cara promosi tanpa modal juga ia terapkan “Misalnya saya pura-pura memberikan ucapan terimakasih untuk rental saya ke radio atau kadang di keramaian saya pura-pura telepon dan seolah-olah saya berikan alamat rental saya,” ceritanya.

Dari kartu nama dan brosur itu juga, teleponnya terus berdering memesan jasa rental mobilnya. “Walau bukan mobil sendiri, saya mengambil komisi 10 sampai 20 persen dari setiap jasa rental mobil setiap harinya,” lanjutnya. Teman-temannya senang, komisi Eko pun terus menggelinding sejurus dengan kian tingginya penggunaan jasa rental mobilnya itu.

“Uang hasil komisi itu saya kumpulin buat dp (down payment red.) mobil baru,” tukasnya. Eko pun akhirnya bisa memiliki mobil sendiri. Kini, selain mobil orang lain, usaha rental itu seolah kian bernyawa sebab Eko telah menambah 5 buah mobil baru miliknya sendiri. Usaha yang bermula dari tahun 2011 silam itu dengan 4 armada mobil, kini dipenuhi oleh 16 armada mobil.

Dari usaha rentalnya itu, pria 22 tahun ini bisa meraup omset hingga Rp 50 juta setiap bulannya. Usaha yang berkantor di rumahnya di salah satu wilayah Wonosobo itu, kini mempekerjakan 4 orang karyawan. Usaha ini tak menganggu rutinistasnya sebagai mahasiswa yang harus kuliah dan belajar. “Karena rental kan gak makan waktu banyak, yang penting telepon nyala aja. Sebab bisa dikendalikan lewat telepon,” imbuhnya.

Akhirnya, impian yang semula cukup menggelitik siapa pun itu, terwujudlah sudah. Tantangan yang cukup berat untuk dilewati anak muda seusianya, telah ia bayar. “Saya bisa membahagiakan orang tua saya, itulah salah satu tujuan saya menjadi pengusaha,” ujarnya. Bukan hanya itu, ia juga jauh lebih merdeka ketimbang suatu saat lulus kuliah dan mencari pekerjaan. Ia juga bisa jajan apa pun yang ia mau hingga meringankan beban orang tua untuk membiayai kuliahnya.

Namun perjuangan Eko belum usai.  Rental mobilnya ini masih penuh dengan sejuta rencana untuk dibesarkan. “Saya ingin bekerja sama dengan orang di luar Wonosobo, sebab saya ingin membuat usaha bukan hanya rental tetapi juga usaha tour and travel,” pungkasnya. Di usianya yang masih muda itu, besar kemungkinannya impian itu bisa terwujud.

Tags

Share this on:

Related Post