Endra Gunawan Buat SOP Biarkan Karyawan yang Jalankan Perusahaan

width=450Di SMK Negeri 2 Jambi, Endra Gunawan hanyalah seorang guru pegawai negeri sipil (PNS). Siapa sangka, di luar kelas ia memiliki usaha rental mobil, sekolah dan peternakan. Bahkan tanpa campur tangannya, ketiga usaha tersebut terus bekerja keras menghasilkan laba untuknya. Apa yang telah ia lakukan?

Siapa yang tak mengenal  Bill Gates? Tanpa harus berbuat apa pun, setiap detik uang sejumlah US$ 250 mengalir deras ke rekening pribadinya. Bos Microsoft ini bisa jalan-jalan ke mana saja yang ia sukai setiap hari. Perusahaannya sudah autopilot alias bisa berjalan dengan sendirinya tanpa campur tangannya. Menurut pengusaha dan motivator RobertToruKiyosaki, pengusaha yang ‘perusahaannya jalan dan pengusahanya jalan-jalan’ seperti dirinyalah yang disebut kaya sesungguhnya.

Tak harus seperti Bill Gates yang bisa menoreh US$ 20 juta per hari, berapa pun nominalnya bila pengusahanya jalan-jalan dan usahanya tetap berjalan menghasilkan laba, itu juga bisa disebut kaya. Kategori kaya yang sesungguhnya itu, juga telah dinikmati Endra Gunawan, pemilik usaha Citra Rent Car, Sekolah Young Entrepreneur Coach (YEC) dan usaha peternakan sapi. Semua usahanya itu berjalan sendiri tanpa campur tangannya.

“Intinya sih serahkan saja semuanya kepada karyawan,” sebut Endra – begitu ia disapa, tentang konsep dasar dirinya membangun usaha yang semuanya telah autopilot itu. Menurutnya, bila usahanya tak dipercayakan kepada karyawan, maka otomatis dirinya terus bekerja sepanjang hayat di kandung badan layaknya karyawan. Kalau sudah seperti itu, beban pikiran dan kekangan waktu terus terjadi sampai ajal menjemput.

Kendati tak sedikit pengusaha yang belum sadar dengan konsep autopilot, Endra beruntung telah membaca banyak buku motivasi dari pengarang ternama, mau pun berbagai pelatihan entrepreneur. Ia meringkasnya dalam satu kata: freedom. “Kebebasan finansial, waktu dan pikiran,” jelasnya.

Namun ia mengaku, saat ini sebetulnya belum benar-benar masuk dalam zona freedom-nya, tetapi sedikit sudah mulai menikmati kebebasan waktu, pikiran dan finansial. Selain itu, ia juga masih membangun aset dengan target di usia 39 tahun sudah benar-benar menikmati zona freedom.

Betapa tidak, untuk YEC, ia memiliki perwakilan di hampir 30 kota di Indonesia. Sementara untuk usaha rental mobil dan peternakan ia serahkan kepada manajemennya masing-masing. “Mereka tinggal menjalankan sistem yang telah saya buat,” imbuhnya. Sistem dibuatnya melalui proses yang cukup melelahkan. Menyempatkan waktu luang dari profesinya sebagai guru pegawai negeri sipil (PNS) di SMK Negeri 2 Jambi, ia harus trial dan eror.

Ia awalnya terlibat langsung dalam berbagai kegiatan usahanya. Untuk usaha rental mobil,  mulai dari promosi, nego harga, antar mobil, ia handle semuanya. Dari situ ia mengetahui sejauh mana kekuatan usahanya, kelemahan, tantangan bahkan peluang yang bisa digapai darinya. Ia pun tak lelah mencatat mulai dari hal kecil hingga besar, yang nantinya bisa dijadikan panduan bagi karyawan dalam menjalankan usahanya di kemudian hari.

Sebagai misal, ia mencatat tentang cara agar mobil rentalnya terhindar dari penipuan para peminjam. “Saya mencatat bagaimana cara survei calon peminjam, bagaimana cara menanyakan tentang si calon peminjam kepada tetangga rumahnya sehingga setelah semua sudah beres, mobilnya sudah bisa lepas kunci atau bisa dipinjamkan,” jelasnya sedikit rinci. Bahkan, sampai hal kecilnya lainnya juga tak luput dari perhatiannya. Seperti misalnya bagaimana cara menerima telepon agar pelanggannya tidak tersinggung dan masih banyak lagi.

Untuk kedua bisnis lainnya, Endra juga menerapkan cara yang sama. Hasil pencatatan itu, ia namakan sebagai system operation procedure (SOP). SOP itulah, lanjut Endra, yang nanti dilakukan karyawan. “Untuk YEC sudah jelas SOP-nya. Mulai dari teknik rekrut, kurikulum dan promosi. Tinggal dijalankan saja,” katanya. Untuk YEC tugas Endra hanya membuka seminar di berbagai kota, sebab semuanya harus diawali oleh dirinya.

Semua SOP ketiga usahanya itu, kata dia, diajarkan tahap demi tahap kepada karyawan. Sehingga, saat benar-benar sesuai keinginannya, ia baru percaya diri untuk melepaskan usaha kepada karyawannya. Hasilnya, yang berkorban waktu dan tenaga untuk memikirkan usahanya adalah karyawan, bukan dirinya. Yang dia tahu, pemasukan terus mengalir dari usaha-usaha tersebut.

Pria asal Lawang Mangu, Bengkulu ini mengaku, penghasilan dari ketiga usaha itu memang tak sebesar pendapatan Bill Gates. “Tetapi lumayanlah, dalam waktu dekat saya bisa membeli mobil Fortuner,” katanya, enggan menyebutkan nominal pendapatannya dari ketiga usaha itu. Hanya saja, dari jumlah asetnya bisa disimpulkan pendapatannya lebih dari cukup.

Untuk usaha peternakan sapi, ia memiliki 50 ekor sapi. Sementara usaha rental mobil kini ia memiliki 60 armada dan dari 30 waralaba YEC di seluruh Indonesia ia bisa mengantongi investasi mitra sebesar Rp 40 juta. Bahkan dalam waktu dekat ia juga mau mendirikan sekolah sepak bola. “Apa pun usahanya, kalau tak ada keinginan untuk mempercayakan kepada karyawan, maka keinginan autopilot mustahil akan tercapai,” pungkasnya.

Tags

Share this on:

Related Post