Sistem manajemen modern dari mana pun, mustahil bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan bila tak memiliki tim yang solid. Sayangnya tak semua leader bisa demikian. Lantas, apa yang dilakukan Hj. Tien Saidatina sehingga timnya di divisi marketing Arminareka Perdana bisa solid?
Tim atau karyawan adalah tulang punggung dalam suatu bisnis. Bila dibandingkan dengan bekerja sendiri yang hanya menghasilkan satu, leverage atau daya ungkit tim bisa memberikan hasil yang berlipat-lipat. Kerja sama tim, hasilnya bukan hanya penjumlahan dari masing-masing yang ada dalam tim, tetapi bisa jadi hasil perkalian, bahkan hasil perpangkatan (eksponensial). Namun sayang, itu tak bisa didapatkan dari sebuah tim yang lesu.
Jangankan hasil eksponensial, mungkin penjumlahan saja jauh dari cukup. Sebab, yang bisa mencapai hasil eksponensial hanyalah tim yang solid. Dengan tim yang solid itu juga, sebuah usaha bisa berjalan secara autopilot. Artinya, pemilik usaha atau leader-nya bisa jalan-jalan, sementara usahanya masih tetap berjalan dan menghasilkan untung. Hal demikian juga dirasakan Hj. Tien Saidatina.
Sebagai leader divisi marketing PT Arminareka Perdana (ARP), perusahaan penyelenggara perjalanan umrah dan haji plus, Tien sejatinya tinggal merasakan keuntungan dari hasil kerja timnya. “Insya Allah, tetapi saya tetap bekerja,” sebutnya tentang pilihannya untuk tetap berkarya. Ia berhasil membangun timnya di Lima Utama Sukses (LUAS) – nama divisi marketing tersebut, sehingga pendapatannya otomatis mengalir kendati tanpa bekerja sekali pun dari perusahaan itu.
Agar timnya bisa solid, Tien – begitu sapaan akrabnya, mengatakan menerapkan cara yang jarang terjadi dalam manajemen modern. “Saya bilang kepada teman-teman kalau kita marketing Allah, kita mengatur diri, mengajar diri, merenovasi diri, membikin penghasilan sendiri. Gak ada yang gaji loh,” terangnya. Hal-hal seperti itu ditanamkan dalam diri timnya.
Dengan marketing Allah, ia melanjutkan, selain dakwah, dengan sendirinya masing-masing tim tumbuh nilai-nilai positif seperti kejujuran dan sebagainya. Bila sudah berlandaskan nilai-nilai tersebut, siapa pun akan bisa bekerja dengan hatinya yang tulus ikhlas. Lebih dari sekadar bekerja, perjuangannya adalah sebuah ibadah. Ia juga menganggap semua pertemuannya dengan tim adalah silaturahmi.
Karena merupakan silaturahmi, lanjut Tien, siapa pun yang berada dalam timnya bisa saling menasehati dalam hal apa pun. “Saya bertemu dengan keluarga semua di sini, karena saya anggap semua tim saya keluarga,” imbuhnya. Tak heran, bukan hanya di kantornya di Menara Salemba Lantai 5, di kediamannya pun baik calon jemaah mau pun anggota timnya sering berkumpul sekadar berbagi ilmu atau bersilaturahmi.
Tien mengaku, ia tak hanya membagi ilmu. Dirinya juga rela untuk dinasehati timnya yang rata-rata usianya jauh lebih muda. “Kami ketemu bisa satu hati, satu keluarga untuk ke depan. Karena bagi saya ilmu Allah sangat luas, maka tuntutlah ilmu sampai akhirat,” katanya. Karena yang paling penting adalah nilai-nilai kebaikan tadi, maka ia percaya timnya bisa memasarkan produknya dengan caranya masing-masing.
“Saya mempersilahkan versi mereka dalam memasarkan produk ini. Dia bebas saja. Tetapi kembali lagi, semuanya ditentukan oleh Allah,” urainya. Namun, karena produk yang dijual memiliki misi yang mulia, maka tak susah memasarkannya. Sebab bukan hanya memudahkan calon jemaah untuk umrah atau haji plus dari sisi biaya – bahkan bisa gratis, tetapi secara bisnis sangat menguntungkan.
“Coba saja dipikirkan, bila sudah bisa merekomendasikan satu jemaah berarti bisa mendapatkan Rp1,5 juta, kalau dua berarti Rp3 juta ditambah Rp500 ribu. Itu kan sudah di atas rata-rata UMR pendapatannya,” lanjut Tien. Tak salah, sebagai satu keluarga dengan timnya, ia terus mentransfer segala ilmunya sehingga timnya bisa menjadi kuat di masa yang akan datang.
Menurut Tien, kini tanpa kehadirannya, timnya bisa berjalan dengan sendirinya. “Yang paling penting bisa saling bertukar informasi dan berkomunikasi satu sama yang lainnya,” katanya. Itu pun dewasa ini semua komunikasi mau pun informasi sudah bisa dilakukan dengan mudah melalui berbagai media komunikasi. Tak heran, kini di bawah timnya, sejauh ini Tien telah berhasil mendapatkan sejumlah 20 ribu jemaah.
Beberapa tim yang dibina Tien, kini telah mereguk untung. “Mulai dari yang tidak punya perwakilan, kini mempunyai perwakilan,”katanya. Beberapa anggota timnya pun mengaku, sosok Tien lebih sebagai seorang ibu bagi mereka. Ia membagi ilmunya seperti seorang ibu mengajarkan anak-anaknya.
Alhasil, dari sisi bisnis Tien terus mengantongi keuntungan yang jauh dari cukup, timnya juga tumbuh menjadi tim yang kuat dan loyal. “Sebab pasarnya tak akan habis-habis,” lanjutnya. Untuk itu, jiwa ulet dan kesungguhan timnya mulai tumbuh. Berbagai kegiatan promosi pun dilakukan pantang menyerah, mulai dari bazar hingga pameran dan sebagainya. Tim yang ia namakan tim Pena itu pun kian solid hingga saat ini.