Lawang Sewu Seribu Pintu Megah Kota Semarang

width=500
Image Source: Brilio.Net

Bertandang ke kota Semarang tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi gedung-gedung tua di sekitar Semarang, seperti Kota Tua, Gereja Blenduk dan Lawang Sewu. Para turis tidak akan menyesal jika mendapat kesempatan untuk melihat beberpa bangunan bersejarah yang masih terjaga keasliannya ini. Salah satu bangunan yang dapat dikatakan sebagai ikon kota Semarang paling terkenal adalah Lawang Sewu. Masyarakat Semarang menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) yang berasal dari Bahasa Jawa, dikatakan demikian karena bangunan ini memiliki pintu yang sangat banyak dan jendela berukuran besar yang menyerupai pintu (lawang).

Lawang Sewu merupakan gedung bersejarah peninggalan Belanda. Perlu diketahui, arsitektur Lawang Sewu ini beragaya art deco ekslusif pada tahun 1850-1940 di Eropa. Dan seluruh rancangan gedung ini adalah rancangan arsitek Belanda, yakni C.Citroen dan B.J. Quendag pada tahun 1903 yang selesai pada tahun 1907. Bangunan bersejarah ini memiliki dua lantai dan jika kita berkunjung ke seluruh bagunan ini, kita akan mengetahui betapa megah gedung ini dengan seribu pintunya. Gedung ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian depan terdapat menara kembar model gothic dan bagian gedung yang panjang ke belakang mengesankan kokoh, indah, dan megah. Posisi gedung ini berhadapan langsung dengan ikon kota Semarang lainnya, yakni Tugu Muda.

Mengunjungi gedung tua ini juga sekaligus menambah pengetahuan kita tentang sejarah, yakni perjuangan para pahlawan di masa penjajahan. Tadinya gedung ini menjadi kantor pusat perusahaan Kereta Api Swasta (Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij-NIS), perusahaan kereta api milik Belanda. Namun, setelah Jepang merebut kekuasaan dari Belanda tahun 1942, Jepang mengubah gedung ini menjadi penjara. Tepat di bagian bawah gedung ini, saluran pembuangan air diubah menjadi penjara bawah tanah dan juga dijadikan tempat untuk membunuh para pejuang bangsa. Selain itu, gedung ini merupakan saksi bisu rakyat Indonesia dengan tentara Jepang yang dikenal dengan Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Okbtober 1945). Tidak hanya sampai di situ, bagian bawah gedung ini juga pada masa kekuasaan Jepang dijadikan tempat pembantaian. Peristiwa pembantaian ini, membuat orang-orang menjadi sedikit takut untuk berkunjung karena dianggap mistis.

Melihat sejarah gedung ini, akhirnya Pemerintah Kota Semarang memasukkan Lawang Sewu sebagai salah satu bangunanna kuno dan bersejarah yang patut dilindungi. Saat ini, Lawang Sewu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Semarang. Lawang Sewu sudah menjadi salah satu destinasi wajib yang banyak dikunjungi turis dalam maupun luar negeri. Sebelum dibuat sebagai salah satu tempat pariwisata, gedung ini terlebih dulu direnovasi. Renovasi digagas dan didanai oleh PT. KAI. Proses renovasi telah selesai dilakukan, namun gedung ini tetap terlihat megah, indah dan masih terlihat bergaya Eropa. Untuk merenovasi gedung ini bahan dan materialnya diimpor langsung dari Eropa, bahkan bahan dan material yang sudah tidak diproduksi tetap dipesan agar Lawang Sewu tetap terpelihara keasliannya.

Tidak ada salahnya jika kita bertandang ke Semarang lalu berkunjung ke Lawang Sewu. Jangan dilihat dari segi mistik yang selama ini dibeberkan oleh orang-orang, dengan kita berkunjung ke gedung ini selain mendapat pengetahuan, kita juga dapat melihat dan menikmati keindahan seni Eropa yang megah di gedung Seribu Pintu kota Semarang. Gedung Seribu Pintu yang megah ini tidak terlihat meyeramkan lagi dan sebaliknya sudah terlihat megah dan indah.

Tags

Share this on:

Related Post