Indonesia sangat berpotensi besar untuk pengembangan produksi maupun budidaya rumput laut. Dengan posisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan, maka sangat besar potensi Indonesia untuk menjadi negara pembudidaya dan pengelola rumput laut. Apalagi didukung oleh kekayaan laut Indonesia yang memiliki 555 jenis rumput laut.

Namun, dari ratusan jenis rumput laut yang terdapat di perairan laut Indonesia, hanya terdapat 3 jenis rumput laut saja yang mampu dibudidayakan . Hal ini karena teknologi yang dimiliki oleh Indonesia masih terbatas. Ketiga jenis rumput laut tersebut adalah Gracilaria, EucheumaCotonii, Eucheuma Spinosum. Ketiga jenis rumput laut ini dibudidayakan di tempat yang berbeda. Rumput laut Gracilaria banyak dikembangkan di tambak atau di air payau, lalu rumput laut Eucheuma Cotonii banyak dibudidayakan pada daerah pesisir, dan rumput laut jenis Eucheuma Spinosum merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil carragenan.
Menurut Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), untuk mengembangkan pembudidayaan rumput laut jenis lain dibutuhkan campur tangan pemerintah dan adanya penelitian yang mendukung. Selain itu menurut mereka, pelaku usaha pembudidaya dan masyarakat diharapkan turut ambil bagian dalam pembudidayaan tersebut.
Dengan posisi Indonesia yang memiliki keragaman sumber daya alam, Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan potensi besar alam negeri ini. Hal yang sangat disayangkan adalah Indonesia tidak didukung oleh kemajuan teknologi seperti negara-negara lain. Terbukti hingga saat ini, dari sekian ratus jenis rumput laut yang ada di Indonesia hanya 3 jenis rumput laut yang dapat dibudidayakan oleh Indonesia. Jika Indonesia memiliki teknologi yang canggih dan melakukan penelitian terhadap jenis rumput laut yang lainnya, maka sangat besar kemungkinan Indonesia untuk menjadi salah satu pengembang dan pembudidaya rumput laut terbesar dan terbanyak di dunia. Dengan demikian hal tersebut juga dapat memengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia.
Untuk melakukan hal ini, tidak hanya campur tangan pemerintah dan peneliti saja yang diharapkan, perhatian dari pengusaha dan masyarakat juga diharapkan untuk ikut ambil bagian di dalamnya. Masyarakat juga hendaknya diberi bekal pengetahuan untuk mengelola dan membudidayakan rumput laut Indonesia. Sehingga, masyarakat memiliki keterampilan sebagai modal usaha dan dapat membantu bidang perekonomian mereka dan mereka yang tinggal di daerah pesisir tidak hanya menjadi nelayan.
Dalam bidang eksport, negara tujuan ekspor rumput laut kering Indonesia adalah Cina, Eropa, dan negara-negara ASEAN. Negara yang mengimport rumput laut kering dari Indonesia adalah Cina, dapat dikatakan hingga 50% dan sisanya diekspoert ke Eropa, negara ASEAN seperti Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Tahun lalu produksi rumput laut kering mencapai 180ribu ton dan harapan ARLI tahun ini produksi rumput laut kering dapat mencapai 200 ribu ton. Sedangkan tingkat ekspor rumput laut tahun lalu adalah sebesar 169 ton, tahun ini ARLI memperkirakan ekspor rumput laut kering sebanyak 185, 9 ribu ton.
Dengan adanya kekayaan alam Indonesia yang melimpah diharapkan budidaya rumput laut Indonesia berkembang hingga ke tingkat Internasional. Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan dan pembudidayaan rumput laut Indonesia, namun hal ini akan terwujud jika semua pihak dapat berkontribusi di dalamya.