Sudahkah Anda menonton film bertajuk Interstellar? Film tersebut dirilis 7 November lalu dan menarik perhatian pecinta film sekaligus pecinta ilmu astronomi. Pasalnya, film ini mengangkat sebuah teori ilmu Fisika dari Kip S Thorne yang membahas lubang hitam dan gravitasi. Film ini menceritakan perjalanan luar angkasa anggota NASA dalam mencari planet baru untuk ditinggali setelah Bumi tidak lagi dapat mendukung kehidupan manusia. Dari film ini, terdapat teori bahwa lubang hitam dapat mengantar kita ke dimensi lain, menembus ruang dan waktu. Sebenarnya, apakah lubang hitam itu? Lubang hitam berasal dari sebuah bintang mati. Ya, setelah hidup selama milyaran tahun, bintang akan mengalami kematian. Tetapi, cara matinya sebuah bintang bergantung pada jenis bintang itu sendiri. Berikut ini urutannya.

- Bintang yang Serupa Matahari
Saat intinya kehabisan hidrogen, bintang ini akan menyusut karena berat gravitasi. Tetapi, sebagian campuran hidrogen akan muncul pada lapisan luarnya. Seiring dengan menyusutnya inti, bintang akan memanas. Panas ini akan mengenai lapisan atas dan membuatnya memuai. Saat lapisan luar memuai, radius bintang akan meluas dan menjadi bintang merah yang sangat besar. Radius bintang merah itu mencapai hampir di atas orbit Bumi.
Dalam beberapa waktu, inti bintang akan menjadi panas dan dapat menyebabkan helium berfusi menjadi karbon. Setelah helium habis, inti akan meluas dan dingin. Lapisan luar juga akan meluas dan mengeluarkan material yang akan terkumpul di sekitar bintang mati tersebut kemudian membentuk nebula dengan beberapa planet. Inti akan berubah dingin dan menjadi titik putih yang nantinya berakhir menjadi titik hitam. Seluruh proses di atas terjadi selama milyaran tahun.
- Bintang yang Lebih Besar dari Matahari
Saat inti bintang kehabisan hidrogen, bintang ini akan meleburkan helium menjadi karbon, sama seperti Matahari kita. Tetapi, setelah helium habis, massa bintang ini cukup untuk meleburkan karbon menjadi elemen yang lebih berat seperti oksigen, neon, silikon, magnesium, sulfur dan besi. Inti tidak dapat terbakar lagi setelah berubah menjadi besi. Bintang mati ini kemudian runtuh karena gravitasinya sendiri dan inti besi akan memanas. Inti akan menjadi sangat padat sehingga proton dan elektron menyatu. Dari penyatuan ini, terbentuklah neutron. Inti besi yang kini hampir seukuran dengan Bumi, menyusut hingga menjadi inti neutron dengan radius sekitar 10 kilometer. Proses ini berlangsung sangat cepat, bahkan bisa kurang dari satu detik.
Lapisan luar bintang mati akan jatuh ke dalam inti neutron, dan tersedot lebih jauh. Inti akan memanas hingga milyaran derajat dan meledak. Peristiwa ini sering dikenal dengan sebutan supernova, dan melepaskan jutaan energi serta material ke angkasa. Gelombang kejut akibat supernova dapat mengawali pembentukan bintang di langit antar bintang lain. Inti yang tersisa dapat membentuk bintang neutron atau lubang hitam, hal ini bergantung pada massa bintang asalnya.