Rasanya tidak berlebihan kalau saya bilang punya usaha itu adalah sesuatu yang baik dan patut didukung. Bahkan saking baiknya, banyak sekali orang yang bercita-cita untuk bisa punya usaha sendiri. Tapi sayang… pada kenyataannya tidak sedikut pula orang yang akhirnya cuma berani berangan-angan.

Kalau sudah begitu, orang biasanya selalu punya alasan untuk menjelaskan penyebabnya. Tapi apakah Anda tahu? Kegagalan seseorang untuk jadi pengusaha acapkali disebabkan oleh alasan-alasan yang dibuatnya sendiri.
Alasan-alasan tersebut dijadikan pembenaran agar bisa terus menunda untuk mengambil tindakan nyata, dan menjadi pemakluman mengapa dirinya “belum” juga jadi seorang pengusaha. Seperti misalnya dengan mengatakan:
“Persaingan terlalu ketat.”
Ini sama saja mengatakan menyerah merupakan pilihan yang lebih baik daripada terus berusaha.
Perlu disadari bahwa dalam menjalankan usaha, kita tidak serta-merta harus bersaing langsung dengan para kompetitor (head-to-head). Anda punya kebebasan untuk menemukan cara-cara baru dalam menjalankan usaha.
Tidak ada salahnya untuk merubah cara berbisnis selama ini, dan menentukan sendiri jalan usaha mana yang paling menguntungkan buat Anda.
“Tidak punya modal.”
Modal uang memang bisa mempermudah jalannya usaha. Tapi uang saja tidak akan memberikan hasil apa-apa tanpa adanya kemampuan untuk berinovasi.
Anda bisa mengambil contoh dari orang-orang inovatif yang berhasil mengembangkan usaha dengan modal yang boleh dibilang nol. Dengan inovasi, mereka berhasil menghadirkan solusi untuk masalah yang dihadapi konsumen, dan konsumen pun rela membayar untuk mendapatkannya.
Jangan gunakan “modal” sebagai alasan untuk tidak mengambil langkah nyata. Jadilah manusia yang kreatif dan mulailah berinovasi sebagai langkah awal menjadi pengusaha.
“Sudah ketuaan (atau masih terlalu muda)”
Adakah usia ideal untuk memulai usaha? Untungnya tidak ada. Selama Anda masih bernafas, maka tidak ada waktu yang lebih tepat selain sekarang.
Banyak pengusaha sukses dari berbagai jenjang usia. Colonel Sanders memulai KFC di usia 60 tahun dan Bill Gates memulai bisnisnya diumur 20 tahunan.
Dua jenjang umur yang berbeda. Tapi keduanya mengambil langkah nyata untuk menjadi pengusaha.
Usia bukan penghalang untuk bisa memulai usaha. Apalagi jika kita masih punya kemampuan untuk itu.
“Tidak punya cukup pengalaman”
Pengalaman didapat dari mengerjakan sesuatu berulang-ulang. Kalau tidak memulai sebuah usaha, apakah mungkin Anda punya pengalaman sebagai pengusaha? Bagaimana mungkin Anda bisa punya keahlian berwirausaha tanpa melatih diri untuk itu?
Selain itu, minim pengalaman bisa dipandang sebagai sebuah keuntungan. Karena dengan begitu, akan memaksa Anda menjadi kreatif dan menemukan teknik-teknik usaha baru yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
“Tidak punya cukup waktu”
Setiap orang punya jumlah waktu yang sama, 24 jam dalam sehari. Yang membedakan hanyalah pemilihan prioritas. Kalau Anda bilang tidak punya cukup waktu untuk memulai usaha, maka sebenarnya Anda memprioritaskan waktu yang Anda punya untuk hal yang lain.
Jika ini alasan Anda, maka sebenarnya Anda memilih untuk seperti ini. Baik itu disadari ataupun tidak.
Untuk iseng saja, cobalah hitung berapa banyak waktu Anda habiskan untuk nonton TV, main Facebook, ataupun kongkow dengan teman-teman? Maka sebanyak itulah waktu yang seharusnya Anda berikan untuk usaha Anda. Itupun kalau usahanya sekedar usaha sampingan.
“Belum saatnya”
Menjadi pengusaha memang dihadapkan dengan sejumlah resiko yang acapkali membuat orang enggan untuk melakukannya. Tapi bukankah setiap hari kita juga mengambil resiko untuk bertahan hidup?
Wirausaha adalah sebuah perjalanan. Anda tidak akan pernah mencapai tujuan memiliki sebuah usaha jika tidak pernah melakukan langkah pertama.
Anda tidak akan pernah bisa hidup sebagai seorang pengusaha, kalau resiko hidup yang Anda pilih adalah resiko yang tidak ada kaitannya dengan dunia usaha.
* * *
Kegagalan seseorang untuk jadi pengusaha acapkali disebabkan oleh alasan-alasan yang dibuatnya sendiri.
Alasan-alasan tersebut dijadikan pembenaran agar bisa terus menunda untuk mengambil tindakan nyata, dan menjadi pemakluman mengapa dirinya “belum” juga jadi seorang pengusaha.
Sehubungan dengan itu, saya jadi teringat ucapan Isa Alamsyah di bukunya, No Excuse. Beliau mengatakan, “Orang gagal mencari alasan untuk berhenti, orang sukses berhenti mencari-cari alasan.”
Nah, kalaupun mau punya alasan, maka tidak ada alasan lain selain sukses.
Berani?