Microbots merupakan miniatur robot dengan ukuran kurang dari 1 mm yang digunakan untuk menangani komponen berukuran mikrometer. Dalam dunia medis microbot dapat membantu dokter bedah untuk menyederhanakan proses operasi yang sangat rumit serta meminimalkan resiko buruk akibat pembedahan, misalnya dalam menolong penderita stroke dan penyempitan pembuluh darah.
Jika disederhanakan, kita dapat memahaminya bahwa microbots mampu masuk ke dalam pembuluh arteri manusia. Pembuluh arteri manusia memiliki ukuran diameter yang sangat kecil yaitu 0,5-10 mm, jadi kita bisa bayangkan betapa kecilnya robot ini. Saking kecilnya, dokter hanya perlu menyuntikkan microbots langsung ke dalam pembuluh darah pasien. Kemudian dokter bedah akan menuntun robot ini melakukan pekerjaannya melalui sebuah monitor dan remote.
Perkembangan teknologi membuat microbots mengalami kemajuan dari waktu ke waktu. Pada awalnya microbot menggunakan komponen motor sebagai alat penggerak, tetapi ukuran motor ini membuat ia terbatas dalam bekerja di dalam tubuh pasien. Belakangan digunakanlah piezo elektrik yang berukuran sangat kecil sebagai pengganti motor, maka ukuran microbots pun semakin mini dan lebih leluasa dalam membantu dokter bedah. Piezo elektrik adalah kemampuan beberapa partikel dari kristal atau keramik yang mampi menghasilkan arus listrik.
Bahkan pada tahun 2006 di Universitas Monash Australia dikembangkan pembuatan microbots yang sangat kecil agar mampu berenang di dalam pembuluh darah manusia menyerupai bakteri E-coli, yaitu berukuran sekitar 250 mikron. Selain itu bentuk dasarnya pun dibuat menyerupai bakteri E-coli yaitu memiliki flagella sebagai pendorong tubuhnya saat berenang.
Fungsi flagella pada robot ini dilakukan oleh baling-baling yang memiliki poros kumparan dengan rotasi berbalik, yang memungkinkan ia dapat berenang di dalam cairan seperti bakteri. Perangkat robot ini memiliki komponen yang mampu mengirimkan gambar dan menunjukkan struktur dalam ukuran mikrometer, kemudian melakukan prosedur operasi. Setelah itu dokter bedah akan memandu ia untuk berenang menuju tempat ia masuk melalui penyuntikan tadi, dan akan langsung dikeluarkan dari tubuh pasien.
Teknologi microbots ini memberikan peluang yang lebih besar bagi keberhasilan proses operasi. Sebelum menggunakan teknologi ini, proses pembedahan menimbulkan resiko kerusakan dan traumatis. Sebaliknya microbots memperluas kemampuan dokter bedah untuk mendiagnosa dan melakukan tindakan medis pada pasien tanpa melakukan prosedur sayat dan jahit yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Tugas pembedahan dilakukan langsung oleh robot dari dalam sistem pembuluh darah atau pencernaan pasien dengan panduan dari dokter bedah melalui remote control.
Penggunaan teknologi kedokteran ini sangat digemari oleh dokter bedah dan pasien, karena:
- Minim kerusakan. Dengan microbot dokter bedah tidak perlu melakukan sayatan dan jahitan pada tubuh pasien untuk menjangkau organ tertentu, sehingga tidak terjadi luka dan kerusakan jaringan tubuh pasien.
- Minim rasa sakit bagi pasien.
- Dokter dapat melihat struktur dalam bentuk yang sangat kecil dan detil, sehingga hasil operasi menjadi jauh lebih baik.
- Memperkecil resiko infeksi pasca operasi.